d'StoRy of d'RaiNy
Dan hujan pun tak kan berhenti
Senin, 26 Oktober 2009
Senin, 24 Agustus 2009
Senioritas, Masih layak kah?
Apa yang ada di benakmu tentang Ospek, Kawan? Pastilah di otakmu hanya ada satu kata "penyiksaan".
Sebenarnya, ospek bukanlah hal yang menakutkan, hal yang sama sekali tidak berhubungan dengan penyiksaan dan pembentakan. Seharusnya ospek menjadi hal yang menyenangkan. Tapi sayang, Kawan, sistem ospek seperti yang kita impikan hanyalah ada di negeri dongeng, di negeri 1000 mimpi. tidak untuk kenyataannya.
Ospek adalah ajang pembuktian bagi para senior agar mereka terlihat hebat, terlihat garang dan terlihat berwibawa. Memprihatinkan memang, mereka adalah mahasiswa berpendidikan, mahasiswa yang mengerti tentang cara mendidik manusia yang baik. Lalu, tapi mengapa mereka masih melakukan hal konyol sekaligus bodoh seperti itu?
Pagi-pagi mereka sudah berdiri di depan pintu gerbang kampus. Bagus. Disiplin. Tapi demi tujuan apakah mereka berdiri di sana? Hanya untuk memamerkan teriakan mereka untuk mahasiswa baru. "Cepat! Cepat!" Mereka berteriak tak kenal lelah, padahal Kau tahu sendiri Kawan, mahasiswa baru tak ada yang berani menolaknya. Berkejar-kejaran, berlari-larian, bahkan berjatuh-jatuhan. Mereka tak berperasaan. Mengapa mereka harus melakukan hal sedemikian? Tidak semua orang suka dibentak, tak semua orang suka diperlakukan secara keras. Layaknya pegas, jika semakin ditarik maka pegas itu juga akan semakin keras, tak terlenturkan. sama seperti manusia. ada manusia yang tipe seperti itu. Kejadian itu masih bisa ditolerir. Karena kita semua diburu waktu.
Tapi Kawan kau tahu? ketika jam hampir selesai. saatnya evaluasi. Senior-senior itu berdiri di depan mahasiswa baru. berorasi lantang. seolah mereka paling benar. Ingin berunjuk gigi, jika mereka paling sempurna waktu itu. Mencari-cari kesalahan yang sebenarnya tak penting dipermasalahkan. Terlambat, Rambut, Kunciran, Handphone, Buku Tugas, gaduh, rokok, itulah masalah kecil yang sungguh dianggap besar oleh mereka. Lalu, mereka secara bergantian memaki mahasiswa baru, bahkan kalimat semi-kasar pun terlontar. Mana janji mereka untuk menghapuskan kekerasan verbal?? Omong kosong!!!! Satu persatu mereka melemparkan buku tugas di hadapannya. melemparkannya bak sampah yang tak berarti. (Buku Tugas dibuat oleh maba untuk prasyarat mengikuti ospek). Bahkan sempat ada seorang senior yang menyepak dan menginjak buku-buku itu. Jika sudah demikian, masih layak kah mereka disebut sebagai civitas academica?
Ketika ospek hari kedua, semua maba wajib mengumpulkan kesan dan pesan ospek hari pertama, lalu ada seorang maba yang mengkritik kelakuan semua seniornya tersebut. Apa yang terjadi kawan? Senior-senior itu tak terima, tanpa ampun mereka menyilang tulisan itu dengan sebuah footnote, "Mikir dulu Kalau mau nulis!!!!". Maba itu hanya tersenyum perih, karena sudah membayangkan kemungkinan yang terburuk sekali pun.
Lihatlah kawan, mereka masih enggan untuk menerima kritikan, masih menutup diri untuk dinilai oleh orang lain, apakah itu yang disebut sebagai generasi bangsa? Generasi yang telah lebih dulu mengecap pendidikan tinggi?
Lalu, dimanakah kalimat-kalimat mereka yang sering mengkritik pemerintah, "Tegakkan demokrasi!!!", sementara mereka sendiri masih terlalu sulit untuk menumbuhkan rasa demokrasi di dalam diri mereka sendiri.
Lantas Kawan, Masihkah tradisi ini dilanjutkan? Karena tidak semua yang dilanjutkan itu baik. **
Sebenarnya, ospek bukanlah hal yang menakutkan, hal yang sama sekali tidak berhubungan dengan penyiksaan dan pembentakan. Seharusnya ospek menjadi hal yang menyenangkan. Tapi sayang, Kawan, sistem ospek seperti yang kita impikan hanyalah ada di negeri dongeng, di negeri 1000 mimpi. tidak untuk kenyataannya.
Ospek adalah ajang pembuktian bagi para senior agar mereka terlihat hebat, terlihat garang dan terlihat berwibawa. Memprihatinkan memang, mereka adalah mahasiswa berpendidikan, mahasiswa yang mengerti tentang cara mendidik manusia yang baik. Lalu, tapi mengapa mereka masih melakukan hal konyol sekaligus bodoh seperti itu?
Pagi-pagi mereka sudah berdiri di depan pintu gerbang kampus. Bagus. Disiplin. Tapi demi tujuan apakah mereka berdiri di sana? Hanya untuk memamerkan teriakan mereka untuk mahasiswa baru. "Cepat! Cepat!" Mereka berteriak tak kenal lelah, padahal Kau tahu sendiri Kawan, mahasiswa baru tak ada yang berani menolaknya. Berkejar-kejaran, berlari-larian, bahkan berjatuh-jatuhan. Mereka tak berperasaan. Mengapa mereka harus melakukan hal sedemikian? Tidak semua orang suka dibentak, tak semua orang suka diperlakukan secara keras. Layaknya pegas, jika semakin ditarik maka pegas itu juga akan semakin keras, tak terlenturkan. sama seperti manusia. ada manusia yang tipe seperti itu. Kejadian itu masih bisa ditolerir. Karena kita semua diburu waktu.
Tapi Kawan kau tahu? ketika jam hampir selesai. saatnya evaluasi. Senior-senior itu berdiri di depan mahasiswa baru. berorasi lantang. seolah mereka paling benar. Ingin berunjuk gigi, jika mereka paling sempurna waktu itu. Mencari-cari kesalahan yang sebenarnya tak penting dipermasalahkan. Terlambat, Rambut, Kunciran, Handphone, Buku Tugas, gaduh, rokok, itulah masalah kecil yang sungguh dianggap besar oleh mereka. Lalu, mereka secara bergantian memaki mahasiswa baru, bahkan kalimat semi-kasar pun terlontar. Mana janji mereka untuk menghapuskan kekerasan verbal?? Omong kosong!!!! Satu persatu mereka melemparkan buku tugas di hadapannya. melemparkannya bak sampah yang tak berarti. (Buku Tugas dibuat oleh maba untuk prasyarat mengikuti ospek). Bahkan sempat ada seorang senior yang menyepak dan menginjak buku-buku itu. Jika sudah demikian, masih layak kah mereka disebut sebagai civitas academica?
Ketika ospek hari kedua, semua maba wajib mengumpulkan kesan dan pesan ospek hari pertama, lalu ada seorang maba yang mengkritik kelakuan semua seniornya tersebut. Apa yang terjadi kawan? Senior-senior itu tak terima, tanpa ampun mereka menyilang tulisan itu dengan sebuah footnote, "Mikir dulu Kalau mau nulis!!!!". Maba itu hanya tersenyum perih, karena sudah membayangkan kemungkinan yang terburuk sekali pun.
Lihatlah kawan, mereka masih enggan untuk menerima kritikan, masih menutup diri untuk dinilai oleh orang lain, apakah itu yang disebut sebagai generasi bangsa? Generasi yang telah lebih dulu mengecap pendidikan tinggi?
Lalu, dimanakah kalimat-kalimat mereka yang sering mengkritik pemerintah, "Tegakkan demokrasi!!!", sementara mereka sendiri masih terlalu sulit untuk menumbuhkan rasa demokrasi di dalam diri mereka sendiri.
Lantas Kawan, Masihkah tradisi ini dilanjutkan? Karena tidak semua yang dilanjutkan itu baik. **
Selasa, 26 Mei 2009
Curhat ajah!
Saya bener2 gak suka sama dia,
sebel bAnget kLo ktemu dia,
bAwaAnnya pengen marah aj kLo ngobrol sama dia...
Jangan berPikir maCam2 dulu,
ini bukan cerita teEnlit ato nOvel remaja,
yg hbis benci bgetz jdi cinta bgetz..
Ini tU emang bener2 nyata,
jarang bngetz sya membenci orang seDemikian rupa..
Dia bukan cowok..!
Gak mgkin bgetz kLo sya benci dia gara2 cinta sya pernah ditolak!
Gak!
Namanya terSerah anda mw memberi nama dia apa,
yg pLing jelek jga sya rasa wajar! Krena dia emang nyebelin..
LGian ju2r saja, sya malez bgetz doakan dia masuk ptn!
Sya tahu, ini jahat, tp lebiH jahat mana orang yg mengHancurkan hidup saya..?
Oke..
Anda bilang saya lebAy, tak masalah bAGi saya..
Karena saya hanya inGin mencurahkan isi hati saya..!
Dulu, waktU awal masuk SMA, dia seakan menjauHi sya..
Tak tahulah apa sebaBnya, mungkin aj dia merasa tak selevel dg sya!
Karena sya hnya dri kLangan eknOmi biasa, otak pas2an, tampang jg pas2an, apalaGi sya tak pnya kLebiHan apa2 sLain kLebiHan berat badan!
Anda boleh tertawa!
Tak sengaja saya membuat ksalahan kecil padanya, dia smakin marah pada sya..
Padahal sya uda mNta maAf! Tpi dia sepertinya engGan mMberi maAf pada sya!
Ya sudah...ItU bukan urusan sya!
Saya mulai sebel padanya yg mulai sewenang-wenang..
Kerja keloMpok gak pernah ikuT dg brbAGai alasan, disuruh ini gak mau, itU gak mau! Emg dia ratU apa?
Sukanya cArmuk ke guru, pernah saat kelas 2sma, sya d adukan ke guru bioloGi saya, gara2 sya lupa bwa tnaman dan apesnya saAt itU emg sya skLoMpok sma dia..
Pdahal sya tahu kLo dia juga cuma bwa sdikit tanMan!
Resek gak sic cewek kyak gtU?
Kmudian saAt kLas 3sMa, dia sering mengolok2 saya di belakang...
Tahulah, apa maksudnya?
Irikah dia pada sya?
ApalaGi musim snMptn kyak gni, dia mw pnjam bku sya bwt bLjar..
Uh...NO way lha yow!
Amit2 dEh kLo bku sya d pnjam sma dia, woNg dia aja gak pernah sekalipun menGizinkan bArang2nya disentUh orang lain! Inget, cma d sntUh ajah gak boleh apalaGi d pnjem!
Biarin skrang dy ksusahan sndri toh dLu dy jga sRing brSenang2 sndiri!
sebel bAnget kLo ktemu dia,
bAwaAnnya pengen marah aj kLo ngobrol sama dia...
Jangan berPikir maCam2 dulu,
ini bukan cerita teEnlit ato nOvel remaja,
yg hbis benci bgetz jdi cinta bgetz..
Ini tU emang bener2 nyata,
jarang bngetz sya membenci orang seDemikian rupa..
Dia bukan cowok..!
Gak mgkin bgetz kLo sya benci dia gara2 cinta sya pernah ditolak!
Gak!
Namanya terSerah anda mw memberi nama dia apa,
yg pLing jelek jga sya rasa wajar! Krena dia emang nyebelin..
LGian ju2r saja, sya malez bgetz doakan dia masuk ptn!
Sya tahu, ini jahat, tp lebiH jahat mana orang yg mengHancurkan hidup saya..?
Oke..
Anda bilang saya lebAy, tak masalah bAGi saya..
Karena saya hanya inGin mencurahkan isi hati saya..!
Dulu, waktU awal masuk SMA, dia seakan menjauHi sya..
Tak tahulah apa sebaBnya, mungkin aj dia merasa tak selevel dg sya!
Karena sya hnya dri kLangan eknOmi biasa, otak pas2an, tampang jg pas2an, apalaGi sya tak pnya kLebiHan apa2 sLain kLebiHan berat badan!
Anda boleh tertawa!
Tak sengaja saya membuat ksalahan kecil padanya, dia smakin marah pada sya..
Padahal sya uda mNta maAf! Tpi dia sepertinya engGan mMberi maAf pada sya!
Ya sudah...ItU bukan urusan sya!
Saya mulai sebel padanya yg mulai sewenang-wenang..
Kerja keloMpok gak pernah ikuT dg brbAGai alasan, disuruh ini gak mau, itU gak mau! Emg dia ratU apa?
Sukanya cArmuk ke guru, pernah saat kelas 2sma, sya d adukan ke guru bioloGi saya, gara2 sya lupa bwa tnaman dan apesnya saAt itU emg sya skLoMpok sma dia..
Pdahal sya tahu kLo dia juga cuma bwa sdikit tanMan!
Resek gak sic cewek kyak gtU?
Kmudian saAt kLas 3sMa, dia sering mengolok2 saya di belakang...
Tahulah, apa maksudnya?
Irikah dia pada sya?
ApalaGi musim snMptn kyak gni, dia mw pnjam bku sya bwt bLjar..
Uh...NO way lha yow!
Amit2 dEh kLo bku sya d pnjam sma dia, woNg dia aja gak pernah sekalipun menGizinkan bArang2nya disentUh orang lain! Inget, cma d sntUh ajah gak boleh apalaGi d pnjem!
Biarin skrang dy ksusahan sndri toh dLu dy jga sRing brSenang2 sndiri!
Rabu, 21 Januari 2009
Raport
ALhamdulillah...
Semua keburukan pasti berujung sejuTa kebAikan
Setelah melewati ujian semester yang super alot kemudian disusul dEngan try ouT uan yang tak kunjung selesai, akHirnya bAnyak juga remidi yang saya lakoNi...
BAyangkan saja, dari matematika, fisika, bioloGi sampai bAhasa IndoNesia saya melakoNi remidi itU semua...
Rasanya pengen nanGis, marah, menyaLahkan TUhan, sampai pengen mati (parah kan?)
karena apa?Karena teman-teman saya ngGak ada yang menjalani remidi sebAnyak saya...
Cuma saya seorang!
Ehm...Tapi yang paling saya takuTi adalah saya terlempar laGi dari ranking 10 besar...Sumpah saya benar-benar takuT...
DEngan beGitU, hati saya menjadi terlecuT untUk berdoa jauh lebiH keras...Bener-bener keras...
Setiap paGi, siang, sore, malam...Saya tak pernah berhenti berdoa bAhkan sesekaLi menanGis haru di hadapan-Nya...Meminta agar nilai-nilai saya berubAh menjadi lebiH bAik...
MenuruT loGika memang tak mungkin, namun dalam keadaAn seperti ini saya tak mungkin berPikir dEngan loGika, tapi kasiH dan kekuasaAn ALLAH tak mungkin dapat di loGika...Dan untUngnya saya percAya itU...
Wuah...Hari pembAGian raport tibA juga, di rumah, saya menanti dEngan berjuTa rasanya, jauh lebiH berjuTa rasanya daripada jatUh cinta...
Dan teret....
Saya masuk 10 besar...
BerSyukur yang tak mampu terucApkan...
SungGuh...Doa saya selama ini sangat dikaBuLkan...BAhkan Allah memberi saya lebiH!
Dari sini, saya belajar bAnyak sekaLi...
Andai saja, waktU itU saya tidak mendapatkan remidi seaBrek belum tentU juga saya bisa masuk 10 besar laGi karena kemungkinan besar saya tidak akan berdoa dEngan sebeGitU kerasnya...
Bukankah Allah sudah berfirman jika dibALik kesusahan pasti ada kebAHaGiaAn dan dibALik kesenangan selalu datang keseDiHan...
Tak perLu ragu dEngan segala rencAna Allah...
Semua keburukan pasti berujung sejuTa kebAikan
Setelah melewati ujian semester yang super alot kemudian disusul dEngan try ouT uan yang tak kunjung selesai, akHirnya bAnyak juga remidi yang saya lakoNi...
BAyangkan saja, dari matematika, fisika, bioloGi sampai bAhasa IndoNesia saya melakoNi remidi itU semua...
Rasanya pengen nanGis, marah, menyaLahkan TUhan, sampai pengen mati (parah kan?)
karena apa?Karena teman-teman saya ngGak ada yang menjalani remidi sebAnyak saya...
Cuma saya seorang!
Ehm...Tapi yang paling saya takuTi adalah saya terlempar laGi dari ranking 10 besar...Sumpah saya benar-benar takuT...
DEngan beGitU, hati saya menjadi terlecuT untUk berdoa jauh lebiH keras...Bener-bener keras...
Setiap paGi, siang, sore, malam...Saya tak pernah berhenti berdoa bAhkan sesekaLi menanGis haru di hadapan-Nya...Meminta agar nilai-nilai saya berubAh menjadi lebiH bAik...
MenuruT loGika memang tak mungkin, namun dalam keadaAn seperti ini saya tak mungkin berPikir dEngan loGika, tapi kasiH dan kekuasaAn ALLAH tak mungkin dapat di loGika...Dan untUngnya saya percAya itU...
Wuah...Hari pembAGian raport tibA juga, di rumah, saya menanti dEngan berjuTa rasanya, jauh lebiH berjuTa rasanya daripada jatUh cinta...
Dan teret....
Saya masuk 10 besar...
BerSyukur yang tak mampu terucApkan...
SungGuh...Doa saya selama ini sangat dikaBuLkan...BAhkan Allah memberi saya lebiH!
Dari sini, saya belajar bAnyak sekaLi...
Andai saja, waktU itU saya tidak mendapatkan remidi seaBrek belum tentU juga saya bisa masuk 10 besar laGi karena kemungkinan besar saya tidak akan berdoa dEngan sebeGitU kerasnya...
Bukankah Allah sudah berfirman jika dibALik kesusahan pasti ada kebAHaGiaAn dan dibALik kesenangan selalu datang keseDiHan...
Tak perLu ragu dEngan segala rencAna Allah...
Rabu, 14 Januari 2009
Sebuah cAtatan tUk esok hari
Ketika kita berPikir tentang hal apa yang harus dilakukan esok, maka secAra tak sengaja kita sudah merentangkan sayap mimpi...
TingGAL bAgaimana kita berani mengepakKan bentangan sayap itU menjadi sebuah rangkaian kepakan sayap yang beGitU indah
maka tak ada salahnya sesekali kita membuat sebuah cAtatan untUk esok hari
sebuah cAtatan kaki di otak kita
tentang sesuatU yang inGin kita lakukan
itU sudah cukup menyetir sayap kebesaran kita terus berkibAr
hingGa tak akan ada pertanyaAn untUk apa kita hidup hari ini
tak ada salahnya kita bermimpi setingGi lanGit
jangan pernah takuT untUk jatUh
karena TUhan sekali pun tak pernah membiarkan kita jatUh saAt kita bermimpi
karena TUhan selalu memberikan pegangan ketika kita merasa rapuh
maka, setelah membAcA tULisan ini
tak usah ragu laGi
untUk segera menyusun sebuah cAtaTan kecil
berisi segala mimPi-mimPi kita
dari hal yang sepele hingGa sepuluh
dan tentU saja mimpi untUk hari esok...
Karena kita harus mempunyai
"sebuah cAtaTan untUk hari esok"
TingGAL bAgaimana kita berani mengepakKan bentangan sayap itU menjadi sebuah rangkaian kepakan sayap yang beGitU indah
maka tak ada salahnya sesekali kita membuat sebuah cAtatan untUk esok hari
sebuah cAtatan kaki di otak kita
tentang sesuatU yang inGin kita lakukan
itU sudah cukup menyetir sayap kebesaran kita terus berkibAr
hingGa tak akan ada pertanyaAn untUk apa kita hidup hari ini
tak ada salahnya kita bermimpi setingGi lanGit
jangan pernah takuT untUk jatUh
karena TUhan sekali pun tak pernah membiarkan kita jatUh saAt kita bermimpi
karena TUhan selalu memberikan pegangan ketika kita merasa rapuh
maka, setelah membAcA tULisan ini
tak usah ragu laGi
untUk segera menyusun sebuah cAtaTan kecil
berisi segala mimPi-mimPi kita
dari hal yang sepele hingGa sepuluh
dan tentU saja mimpi untUk hari esok...
Karena kita harus mempunyai
"sebuah cAtaTan untUk hari esok"
Minggu, 11 Januari 2009
Reuni... reuni...reuni....
Reuni… reuni… reuni…. Kalo awal-awal tahun gini, biasanya banyak anak-anak muda seperti saya ini pengen ngadain reuni. Entah itu reuni SD, SMP apalagi SMA…
Eh… berhubung saya belum lulus SMA nggak etis dunks kalo ngadain reuni sma, jadi reuni yang bisa saya adakan Cuma SD sama SMP ajah.
Kemarin, kemarinnya lagi, temen SD saya ngajakin reuni, saya sich Cuma bilang “ayo!” tapi mereka bilang saya yang harus mempersiapkan segalanya, ogah! Sekarang itu saya masih sangat sibuk sekali (ciye…. Ngibul). Saya sekarang sibuk semesteran, bentar lagi UAN, jadi banyak kegiatan gitu deh!! Saya sich Cuma cengar-cengir nggak jelas alias pasang muka tak berdosa.
Trus kemarin, kemarinnya lagi, temen SMP saya minta reuni, saya juga Cuma bilang “ayo!” tapi anehnya… kenapa semua temen-temen saya minta saya yang mempersiapkan segalanya?? Oh my ghost!!! Ini juga saya tolak! Nggak ada orang lain apa? Saya itu nggak berbakat jadi event organizer! Jangan-jangan gara-gara dulu saya itu juara kelas yah? Jadi dianggap paling pinter… padahal sich sama ajah… masih o’on!!!
Jujur nich ye… dari hati yang paling dalem! Sebenernya saya itu males ke acara reuni-reuni kayak gitu! Pasti entar banyak komentar dan pertanyaan.
“aduh ia, lama nggak ketemu, sekarang makin gendut ajah nich…!” (wuach…ach…ach…!!!)
“eh… ia, gimana sekarang, masih juara kelas nggak di SMA?” gubrak! Pertanyaan yang sulit dijawab, karena semasa SMA ini, semuanya berantakan, rankingku naik turun kayak roda kelindes truk!!! Boro-boro juara kelas, masuk 10 besar ajah butuh perjuangan ekstra keras!
“ya ampyun… ia, makin cantik ajah nich!” wah… kalo dapat pernyataan seperti ini saya sich sungguh amat seneng, tapi setelah itu pasti ada ujungnya…. “pacarnya mana Non? Kok nggak dibawa?” gludak, gluduk, gludik (ceritanya ada petir nyamber di siang bolong) emang pacar kayak dompet apa yang bisa dibawa-bawa? Lagian saya itu nggak punya pacar, pacar dari hongkong kali! Pertanyaan yang selalu saya jawab dengan cengiran kuda.
Sebenernya, makna asli reuni itu apa sich? Sampai sekarang saya belum menemukan jawaban yang memuaskan. Pasti banyak yang bilang mengingat kenangan. Aduh… plis deh! Mengingat kenangan itu nggak harus ketemu manusia sesekolah, dengan kita duduk sendirian trus mengenang itu pun udah cukup. Trus ada juga yang bilang ketemu teman lama, iya kalo masih nyambung omongannya jadi asyik ngobrolnya. Tapi kalo udah beda profesi dan tingkat pendidikannya pasti yang satu ngomong ini, yang satu ngomong itu. Aneh kan jadinya. Sebagai contoh, temen-temen SD saya banyak yang sudah nikah dan nggak ngelanjutin sekolah, trus ada juga yang udah kerja. Pasti satunya cerita tentang sekolahnya, satunya cerita tentang anaknya, satunya cerita tentang calon istrinya. Grubyak! Nggak nyambung banget kan? Dan lagi ada juga yang bilang, cerita-cerita tentang masa-masa sekolah dulu, nggak bosen apa? Masak acara reuni 3 jam yang diomongin itu-itu ajah… iya kalo di sekolah dulu banyak cerita kalo miskin cerita? Pasti deh, tuh acara garing-ring kayak keripik!
Trus yang paling nyebelin, acara reuni udah dipersiapkan secara manis, eh… tapi yang dateng Cuma seiprit! Gelo!!! Pasti kecewa banget… apalagi alasannya sibuk! Beuh…. Makin nyebelin bangetz!!!!
Tapi… berhubung yang kagak suka reuni itu Cuma saya seorang, jadi… kalo diajak reunian harus mau! Nggak boleh nolak! Biar nggak dikira sombong, yah mungkin di tempat pertemuan Cuma diam seribu matematika (bahasa ding maksudnya) paling nggak udah menghormati sebuah acara manis yang udah dipersiapkan dengan tetesan keringat, dan nggak boleh memperlihatkan kalo kita nggak betah banget ke acara kayak gitu! Tetep cheers dan senyum!**
ADUH CAPEK
gimana caranya... ngopi dari word ato yang lainnya ke multiply?
aduh... plis help me...!!!
soalnya ini kok nggak bisa????
aduh... plis help me...!!!
soalnya ini kok nggak bisa????
Langganan:
Postingan (Atom)