Senin, 29 Desember 2008

wuah...ah...ah....

tak tahu lagi apa yang terjadi padaku...???
tak ada yang bisa menjawabnya...
aku
ortuku
temanku
bahkan semuanya
.....
diam
bisu
tanpa kata....

aneh...
tiba-tiba ajah
seseorang memvonisku....
memvonisku dengan sesuatu
yang tak pernah sekali pun
aku berbuat itu
dan itu cukup membuatku
shock
hampir hancur
bingung
tak tahu

tapi setelah aku berpikir jernih
ternyata vonis itu salah
salah total malah
uh...
bersyukur pada Tuhan....

Mak Comblang Menanti Cinta

“Mit, tadi dapat salam dari Rio!” Vha meluncurkan jurus terjitunya. Mitha teman sebangkunya juga terkena serangan hebat dari Vha. Tapi Mitha hanya mengangguk pasrah, mungkin dia sudah capek dengan gaya comblang-nya Vha. Basi!!
“Yo, tadi Mitha titip salam ke elo! Kayaknya elo berdua cocok banget deh! Kalau elo suka langsung tembak aja ya! Entar gue bantuin deh!” Vha menemui Rio di ruang yang berbeda dari Mitha. Vha bicara panjang lebar pada Rio, tapi Rio malah asyik mendengarkan lagu Starlight-nya Muse. Uh… sebel!!
* * *
Yup!! Itu sepenggal cerita tentang Vha. Perkenalkan! kali ini, tokoh utamanya adalah Vha, nama lengkapnya Vellia Hartanti Apsari. Tapi dia lebih suka dipanggil Vha saja, katanya biar lebih terdengar keren. Dia cewek yang aneh, bahkan super aneh! Tinggi tubuhnya hanya sekitar 1,5 meter. Cewek yang agak tomboy, tapi itu dulu waktu dia masih kelas 6 SD, sekarang lumayan feminin deh! Meskipun tanpa polesan bedak jika tidak sedang bepergian. Cewek yang chubby tapi sepertinya tak terlalu chubby-chubby juga. Cewek yang hitam manis (bukan kecap lho! Ini hanya menurutku saja, entah menurut cowok lain apa? Mungkin di bawah standar kecantikan). cewek yang belum pernah merasakan pacaran seumur hidupnya, dan apa lagi ya? Baca saja terus, pasti akan menemukan sesosok Vha di sana. Hobinya selalu menjodohkan teman-temannya sekelas. Dari mulai Cahyo dan Arien, Ahmed dan Fiona, Ansyah dan Nungki, dan yang terakhir Rio dan Mitha. Kenapa hanya ada empat pasang? Karena kelas Vha hanya ada empat cowok. Jumlah siswa di kelas Vha hanya ada 24 gelintir saja. Jadi tak heran kalau hiburan sehari-hari Vha hanyalah menjadi Mak Comblang, tapi lebih biasa dipanggil Miss Bigos karena dia itu sukanya mengurusi cinlok-cinlok yang tumbuh di kelas, dan kalau berita cinlok sudah sampai di telinga Vha, dijamin berita itu akan tersebar di seluruh negeri bahkan sampai ke negeri Antah Berantah sekalipun. Sebenarnya Vha lebih suka mendapat julukan Mak Comblang, tapi berhubung teman-temannya sudah hafal di luar kepala tentang bagaimana reaksi Vha kalau misalnya ada cinlok maka dengan menimbang, memikirkan, dan memutuskan akhirnya jadilah Vha sebagai urutan Bigos kelas kakap yang paling kakap. Tapi Vha bukan cewek yang suka bergosip ria di belakang orangnya, dia gosipnya ya…langsung di depan orang yang bersangkutan. Ada juga sih yang dengan rela memanggilnya dengan Mak Comblang tapi Comblangnya diganti jadi Comberan, makin parah kan?
Ada udang di balik batu! Wah mati donk? Vha melakukan itu bukan tanpa alasan dan tujuan yang jelas, begitu jelas tujuannya bahkan semakin jelas hingga hanya dia yang tahu apa tujuannya mencomblangi teman-teman sejawatnya. Ffuih!! Akhirnya ada yang tahu juga! Vha ingin dapat pacar! Aneh? Jika tak aneh maka bukan Vha namanya. Karma! itu yang diharapkan oleh Vha. Tentu saja karma yang baik. Dia ingin setelah dia menjodohkan teman-temannya maka dia pun akan tertular virus pacaran. Vha bukan cewek yang pemilih terhadap cowok, tapi memang tak ada yang mau menjatuhkan pilihannya pada Vha untuk dijadikannya sebagai pacar. Aduh…pusing…pusing! Dia mengharapkan cowok itu seganteng Justin Timberlake, otaknya seencer Albert Einstein, dan lain-lain. Mimpi kali ye??? Aku sempat tersedak ketika mendengar penuturan Vha tentang cowok impiannya. Andaikan di era ini masih ada cerita Cinderella, itu pun bukan Vha yang terpilih menjadi Cinderellanya. Andaikan di masa ini masih ada cerita Si Malang Pemimpi, pasti tokoh utamanya adalah Vha. Mimpinya terlalu tinggi, mana ada cowok yang sempurna. Yang ada hanya di negeri dongeng dan khayalan Vha yang selama ini memang terlalu tinggi. Ku rebahkan tubuhku di tempatku yang paling nyaman, bantal empuk dengan semangkuk makanan yang sudah tersedia. Ah…enaknya… ku buang semua pikiranku tentang Vha, hari ini aku ingin tidur nyenyak.
* * *
Pulang sekolah wajah Vha berseri-seri, segera ku hampiri dia. Belum sempat aku bertanya apa yang terjadi…..
“Ko, gue seneng banget deh! Cahyo ma Arien sudah resmi jadian. Ya…itu gue rasa sih berkat comblang gue yang ces-pleng!” dia masih sama seperti yang dulu tak pernah bisa diam walau sedetik. Aku heran dulu lidah Vha tercipta dari apa ya? Untung saja si Pahit Lidah tak ada Reinkarnasi-nya, kalau ada dan si Pahit Lidah masuk ke dalam tubuh Vha, bisa hancur dunia ini. Omongan yang keluar dari mulut Vha tak pernah dipikir dulu masak-masak.
Aku tersenyum padanya, ya… aku rasa sebagai apresiasiku yang menghargai usaha keras Vha menjodohkan mereka berdua. Ini objek perdana yang berhasil dilakukan Mak Comberan itu. Dia pernah bilang ke aku kalau misalnya nanti keempat teman cowoknya berhasil mendapat pacar karena usaha dia, 99,99% kemungkinan dia akan mendirikan biro jodoh. Yang akan 100% ditanganinya seorang diri.
“Tapi Ko, kalau Cahyo udah jadian berarti comblangan gue berkurang donk? Gue males banget jodohin orang yang sudah jadian. Ya iyalah! Apa lagi yang kurang? Secara mereka udah punya pacar!” Vha terdengar sedih, bibirnya maju lima senti. Aku hanya bisa tertawa cekikikan melihatnya begitu. Karena dengan begitu sedihnya akan hilang begitu saja.
“Bukankah itu yang kamu harapkan, Vha? Orang yang kamu comblangin akan jadian?” aku melihatnya dengan senyum termanis yang pernah aku persembahkan (padahal aku merasa heran juga). Dia mengusap rambutku seperti biasanya, bahasa lebih lengkapnya sih mengacak rambutku. Kemudian berlari ke kamar dan meninggalkan aku sendiri. Dasar cewek aneh!
* * *
Hari ini Vha tak ingin lagi mengoceh seperti yang dilakukannya hari-hari sebelumnya. Vha hari ini diam, tak ada lagi yang dicomblangin meskipun hanya satu target dari empat target yang harus dilaksanakan berhasil. Dia merasa belum bisa meraih tujuannya. Mungkin Vha bosan dengan rutinitas yang menguras tenaga dan energi itu.
“Mungkin gak ya gue bisa punya pacar dalam waktu dekat ini?” Vha mondar-mandir di dalam Green House yang lima menit yang lalu hanya tinggal Vha seorang diri. Kelihatannya dia begitu bimbang…. Tapi kalau menurutku sich, tak akan pernah bisa dia mendapat pacar kalau misalnya stok cewek-cewek cantik masih banyak di belahan bumi ini. Teman dekat cowok saja dia tak punya apalagi peluang mendapat pacar. Terlalu kecil!
“Tuhan!! Berikanlah aku pacar!!” Vha berteriak-riak dalam hati. Cewek bodoh! Cari pacar itu butuh proses. Eh… dia malah ingin langsung dapat pacar. Pacar dari Hongkong?!? Tapi Vha memang cewek super duper aneh sekali, kala waktu dia sangat muak dengan makhluk yang namanya pacar, lain waktu lagi dia begitu mengharapkan kehadiran seorang pacar yang belum pernah seumur hidup dia rasakan. Vha mengeluarkan kertas dan bulpen dari saku baju Pramukanya. Duduk di antara bunga-bunga Adenium yang berbonggol besar, berbunga lebat, dan tentu saja indah. Dia mulai menulis….
Redo XII IPA 1 : cowok secerdas Albert Einstein
Ezza Kuliah : cowok seganteng Justin Timberlake

Ya… Tuhan…. Ternyata dia menulis daftar nama cowok-cowok yang jadi nominasi siapa yang akan menjadi cowoknya kelak, dan tentu saja cowok-cowok itu paling populer di antara sejuta cewek cantik. Aku kira, kedua cowok itu tak ada yang tahu siapa Vha, kelas berapa, dan yang mana wajahnya. Klise!! Ada sich Ezza, tapi dia segera menjauh setelah tahu bagaimana Vha sebenarnya. Aku kasihan juga melihat Vha tak pernah berhasil untuk mendapatkan cowok. Oh ya…. Satu lagi alasan Vha, kenapa dia lebih memilih menjadi Mak Comblang, karena dia selalu melihat sinetron yang menceritakan tentang Mak Comblang akhirnya mendapat pacar karena dia selalu berhubungan dengan cowok-cowok keren. Andaikan Vha bisa seperti itu? Dicoretnya nama Redo “sudah punya cewek” catatan kecil ada di sampingnya. Ezza, dia semakin menebalkan coretannya pada nama itu “terlalu keren” kali ini bukan catatan kecil lagi tapi sudah menjelma menjadi sebuah catatan yang memenuhi ruang di kertas Vha yang bersih tadi. Dia menutup wajahnya dengan kedua tangan, merasa putus asa. Namun sepasang mata memperhatikan semua gerak-gerik Vha dari tadi. Dia tersenyum simpul melihat Vha seperti itu. Senyum sederhana yang mengandung banyak misteri.
* * *
Hari Minggu yang menjadi rutinitas membosankan bagi Vha, juga bagi aku. Karena akan seharian melihat Vha di depan komputer hanya untuk chatting dan friendster yang tak jelas. Aku di belakang setia menungguinya, sesekali aku menguap untuk mengusir rasa bosanku.
Diketiknya alamat friendsternya, memasukkan alamat email, dan password. Sederet testimonial di Profilenya terlihat. Tapi itu hanya dari satu orang. Dengan nama ‘Pangeran Bintang’. Vha membaca salah satu komen dari dia….
“Mentari akan selalu hadir di ufuk timur
Dan akan selalu tenggelam di antara jingganya senja
Bintang akan selalu ada jika tak ada mendung yang menutupinya
Bulan akan selalu berubah dari sabit menjadi purnama
Ketika kecantikan fisik menjadi tolak ukur untukmu
Masihkah ada ruang untuk kecantikan hati?
Tak selamanya orang lain memandangmu rendah….
Karena kamu merasa tak seelok purnama…
Namun pernahkah kau berpikir untuk apa mendung diciptakan?”
Deg!! Tulisan itu sepertinya mengena sekali di hati Vha. ‘Pangeran Bintang’? siapa dia? Pangeran Bintang? Jangan-jangan dia seorang yang super aneh, yang menyamar menjadi pangeran di dunia maya. Kalau Pangeran Kodok dengan ciuman dari seorang Puteri akan mengubahnya menjadi Pangeran tampan. Tapi ini? Pangeran Bintang? Mungkin setelah dicium Vha, malah menjadi kodok? Ih…serem…!! (masuk akal juga sih, Vha kan bukan Puteri!).
“Uh….sebel….sebel…..” Aduh kumat nih penyakit yang tidak menular tapi selalu membuat dada terasa sakit. Ya… penyakit jingkrak-jingkrak dan teriak milik Vha. Kalau sudah begitu dia akan mengoyak-oyak tubuh lembutku menjadi berantakan. Aku memilih berlari menghindari dari serangan maut Vha. Entah apa yang menyebabkan penyakit Vha kambuh. Mungkin Pangeran Bintang itu? Atau dia memang lagi stress! Tahu ah!
* * *
Bintang kan selalu hadir menemani bulan, maukah kamu menjadi bulanku?
Pangeran Bintang
“Gila… siapa sih nih pagi-pagi udah membuat sakit kepala?!?” seisi rumah menjadi gelagapan melihat Vha sewot. Dia menatapku tajam, tapi aku tak berani membalas tatapannya.
“Pangeran Bintang? Ini kan nama yang ada di friendster-ku? Berarti dia dekat sekitar rumahku? Tapi siapa?”
Vha berangkat sekolah dengan langkah tergesa, maklumlah jam pertama matematika, Pak Lim. Bisa gawat beribu gawat kalau Vha sampai telat.
Dia berlarian layaknya dikejar setan di pagi buta.
“Braaakkk!!!” tubuh Vha tersungkur, mencium tanah halaman sekolahnya, yang sering menjadi saksi keterlambatan Vha. Biasanya dia tak pernah sekalipun jatuh apalagi sampai mencium tanah. Tapi kali ini lain, ada seseorang yang menabraknya.
“Aduh…kalo jalan tuh lihat-lihat dong!” suara Vha menggelegar.
“So…sorry! Gue nggak sengaja!” waduh!! Ternyata yang nabrak Vha, seorang cowok! Keren lagi! Vha tertegun, tapi segera saja dia sembunyikan rasa kagumnya itu.
“Ya…udah gue maapin! Elo murid baru ya?” Vha merasakan getaran lain dalam tatap mata cowok itu, sepertinya dia begitu dekat dengan cowok yang baru saja menabraknya. Mencoba mencari jawaban tapi tetap tak ketemu. Ah…mungkin itu hanya dejavu yang sering dialami Vha. Atau sindrom ketemu cowok keren. Whatever-lah!
“Eh…iya! Kenalkan gue Freza! Gue XI IPA 3!!”
“Gue Vha! XI IPA 1!” mereka saling berjabat tangan.
“Nanti istirahat temani gue keliling ya!” Frezer eh Freza ngomong ke Vha. Otomatis Vha langsung mengiyakannya.
* * *
Semenjak Freza hadir di kehidupan Vha, sekarang aku bukan satu-satunya kesayangan Vha, dia lebih memilih pergi nonton dengan Freza daripada harus mengantarkanku ke salon. Pokoknya tiba-tiba aku sebel dengan Freza. Mungkin mereka sudah pacaran. Uh…sebel!!
“Vha…aku mau ngomong penting sama kamu!” kudengar samar-samar percakapan Freza dan Vha di ruang tamu.
“Ya…udah ngomong aja!”
“Sebenarnya, aku…aku sayang kamu, Vha!” tuh kan bener! Freza dan Vha akan pacaran, terus aku sendiri!
“Za, aku juga sayang kamu!” aduh….udah resmi jadian deh mereka berdua! Kalau seneng jangan lupain aku dong!
* * *
Setelah kejadian kemarin, akhirnya Vha bisa mendapat karma yang dia dambakan selama ini. Apalagi pacarnya Freza, cowok keren yang menjadi impiannya.
“Aduh…Freza kok nggak datang-datang ya?” Vha mondar-mandir di depan kelasnya, menanti Freza menemuinya. Tapi sampai bel masuk dia belum kelihatan juga. Dan Vha masuk kelas dengan gelisah.
“Sory, boleh nanya nggak?” tanyanya pada anak XI IPA 3, saat istirahat datang.
“Mau nanya apa?”
“Frezanya hari ini nggak masuk ya? Kenapa?”
“Freza?? Freza siapa? Di sini nggak ada yang namanya Freza! Salah kelas kali elo!”
“Freza Dewarta Putera? Dia murid baru! Udah seminggu dia di sini! Dan katanya dia kelas XI IPA 3! Bener kan ini kelasnya?” Vha semakin bingung.
“Murid baru? Nggak ada kok murid baru di sini! Iya bener ini kelas XI IPA 3, tapi yang elo cari nggak ada!” anak itu malah semakin bingung dengan pertanyaan Vha.
“Ya udah deh, thanks!”
Vha berjalan lesu, kok bisa nggak ada! Aneh! Kalau bener ada Freza yang pernah sekolah di sini, pasti temen sekelasnya tahu. Tapi ini? nggak ada yang tahu. Sampai dia bertanya pada setiap orang yang ia jumpai. Akhirnya jalan terkahir, tanya pada petugas tata usaha.
“Nggak ada murid baru yang namanya Freza!” petugas tata usaha itu melengkapi kebingungan Vha. Dia semakin lemas dengan semua pernyataan-pernyataan yang ada, bahkan ada yang menganggapnya gila.
* * *
Udah tiga hari Vha tidak masuk sekolah, secara otomatis gelar mak comblang dan bigos kelas kakap tercabut darinya, dia hanya bisa melamun di dalam kamar sambil sesekali membelai bulu-buluku dengan lembut.
“Komo! Freza sebenarnya siapa sich?” dia bertanya padaku. Ya…manakutahu!
Oh…iya! Aku juga perlu dikenalkan kan? Namaku Komo, aku mempunyai tubuh yang jauh lebih seimbang dibandingkan dengan Vha dan kalian semua. Kakiku ada empat sehingga tak mungkin aku terjatuh atau terguling. Mataku indah dan dapat digunakan melihat meskipun dalam kegelapan. Aku punya kumis, buluku putih dan banyak, menutupi semua tubuhku sehingga aku bisa menghangatkan tubuh dengan buluku. Aku juga punya telinga dan letaknya tepat di atas kepala. Kelihatan seimbang kan?
Tiba-tiba saja ada ketukan pintu depan mengagetkanku dan Vha. Vha berlari demikian juga dengan aku. Membukakan pintu, tapi aneh! Tak ada siapa-siapa di sana. Ketika Vha ingin masuk, matanya tertuju pada amplop warna ungu yang tergeletak di depan pintu ruang tamu. Dipungutnya surat itu.
To : Vellia Hartanti Apsari
Dear Vha,
Ketika kamu membaca suratku ini, mungkin aku sudah pergi dan tak akan pernah kembali lagi dalam wujud apapun.
Mentari akan selalu hadir di ufuk timur
Dan akan selalu tenggelam di antara jingganya senja
Bintang akan selalu ada jika tak ada mendung yang menutupinya
Bulan akan selalu berubah dari sabit menjadi purnama
Ya…benar akulah sang pangeran bintang itu, kemarin aku hadir dalam bentuk Freza dan merasakan indah denganmu walau hanya sesaat.
Yang kamu pikirkan ketika aku pergi itu benar adanya, aku bukan seperti kamu. Aku berbeda, dunia yang membedakan kita terlalu jauh. Aku sudah menepati janjiku. Ingatkah kamu, dulu kita sering bermain bersama, dan aku sudah berjanji untuk menemuimu di saat kita sudah sama-sama dewasa. Namun takdir berkata lain, kecelakaan maut itu sudah merenggut nyawaku. Tapi janjiku padamu belum terpenuhi. Aku berontak, aku ingin menemuimu sekali saja, dan untungnya aku diperbolehkan. Hari ini, usia kematianku genap satu bulan. Dan aku tak kan pernah boleh kembali lagi padamu. Kalau kamu kangen padaku tataplah bintang di langit, pangeran bintang akan selalu tersenyum untukmu.
Cinta,
Freza

Aku hanya bisa menelan ludah setelah tahu semuanya, tapi tidak dengan Vha. Tiba-tiba di pelupuk matanya menjadi gelap bahkan sangat gelap, hingga membuatnya lupa dengan semua kejadian ajaib yang ia alami.**

Kamis, 25 Desember 2008

Aduh....!!! Capek....!!!

Kenapa saya mengeluh? Padahal sebenarnya saya sangat anti sekali dengan yang namanya keluhan, apalagi sama manusia yang kerjaannya Cuma mengeluh! Tapi ini Cuma mengungkapkan perasaan yang super duper capek sekali. Nggak Cuma fisik tapi otak juga capek…..
Akhir-akhir ini tenaga saya benar-benar terkuras habis… soalnya, saya sedang dalam proses pengajuan beasiswa ke Malaysia… (Jauh bangets yah? Tapi kayaknya masih jauhan akhirat deh! Kalo akhirat ajah yang nggak ada di peta manapun kita pasti ke sana, kenapa Malaysia yang di globe aja ada kok nggak dicoba ke sana?)
Awalnya, saya mikir kalo pengajuan beasiswa itu persyaratannya mudah dan nggak ribet… tapi nyatanya salah total bo’! persyaratannya cukup membuat puyeng hati dan pikiran…. Dari mulai foto kopi seonggok piagam dan ijazah, minta tanda tangan kepala dinas pendidikan, legalisir ke sekolah yang bersangkutan, minta surat rekomendasi, surat keterangan dari desa, sampai yang terakhir yang bikin puyeng plus cekot-cekot itu medical check up…. Oh my ghost!!! Medical check up bagi saya itu jadi phobia yang luar biasa… nggak hanya biaya nya ajah yang mahal, tapi juga jarum-jarum yang akan ditusukkan di tubuh saya untuk ambil sampel darah…. Aduh…. Ngeliat jarum aja rasana pengen cepet-cepet menutup mata, eh…. Ini malah ditusuk jarum…..jangan deh!!!
Tapi meskipun begitu, nggak membuat saya mundur buat mengirimkan aplikasi ini ke kedubes… soalnya, ini sebuah kesempatan yang tahun depan nggak tentu saya mendapatkannya lagi…… yah… saya juga tahu kalo kesempatan mendapatkan ini sangat kecil trus ditambah lagi banyak cibiran dari manusia-manusia sekitar saya, tapi so what!! Saya ngerasa nggak merugikan mereka kok! Jadi… tetep maju terus pantang balik deh… tapi semoga saja, ini menjadi suatu pengalaman berharga yang nggak pernah bisa saya beli pakai uang berapapun! Amien…..
Eits… saya nggak mengeluh kan? Saya Cuma cerita ajah…. He he he ;-p

Happy Mother Day

Uah…. Ah…. Ah….. hari ibu udah lewat 3 hari deh…. Tapi tentang hari ibu masih teringat jelas loh di benak saya….
Gimana nggak teringat, saya diminta oleh mama saya membuat surat untuk mama saya di hari ibu kemarin, tapi saya Cuma cengar-cengir tak berdosa… bukannya saya tak mau membuatkan atau tak bisa, tapi…. Tapi…. Tapi…. Saya itu malu, (sory, bukannya malu punya mama loh!) tapi saya malu buat mengungkapkan perasaan cinta saya yang begitu besar pada mama saya, soalnya biasanya sikap saya ke mama saya itu kayak temen, bener-bener kayak temen, nggak ada ceritanya saya bilang ke mama saya “Mama, I Love You….” Trus saya memeluk mama saya dengan khusus, nggak pernah ada! Biasanya saya Cuma cerita kegiatan harian ke mama saya, berdiskusi tentang sastra, belajar bareng-bareng tentang tata susunan bahasa Indonesia, mengerjakan pekerjaan rumah bareng-bareng, bercanda bareng, ngegosipin temen-temen saya atau bahkan temen-temen kantor mama saya, diskusi tentang hal yang baik dan buruk, minta persetujuan, dan begitulah kira-kira kegiatan mama dan saya sehari-hari. Maka dari itu, waktu mama saya minta surat ke saya pas hari ibu kemarin, saya Cuma senyam-senyum nggak jelas! Dan alhasil sampai sekarang, saya belum memberikan surat saya ke mama saya, malu ah…. ;p
Itu semua bukan berarti saya tak membuat surat loh…. Saya membuatnya kok, tapi masih tersimpan rapi di komputer saya…. Eits… jangan bilang-bilang ke mama saya yah… kalo suratnya saya post di blog!! (^_^) V

Jombang, 22 Desember 2008
Dear Mamaku,
Selamat Hari Ibu, Mama…
Semoga Mama selalu sehat dan bahagia menjadi ibu, tak banyak yang ingin ia sampaikan, karena Mama terlalu sempurna untuk ditulis…
Ia hanya ingin mengucapkan kalau selama ini ia sungguh bahagia memiliki ibu seperti Mama, karena Mama begitu tulus merawat, membesarkan dan mengasuh ia sejak kecil…
Tak pernah sekali pun engkau mengeluh dengan apa pun yang telah ia lakukan, begitu sabar. Begitulah ia menyebutnya, karena engkau memang ibu yang benar-bernar sempurna…
Tak ada lagi yang ingin ia ucapkan selain, I Love You, Mom….
Ia

Kamis, 18 Desember 2008

maaf

bukannya aku tak mau
bukannya aku tak ingin
menjadi anggota lintah lagi
tapi aku hanya ingin waktu
waktu yang kan menjawabnya
aku juga tak kan pernah tahu
apa yang ada di pikiran para lintah
maafkan aku saja
itu sudah cukup
karena aku hanya butuh maaf
dari semua kekonyolan yang aku bikin
maafkan aku....

Sabtu, 13 Desember 2008

good bye... broken heart...!!!!

Broken Heart Myspace Comments
MyNiceSpace.com

Christmas Myspace Comments

I want to say good bye for my heart breaking...
good bye...
and good bye....

I jez want to start my love and life from zero.....
because I want to re-born
thanks for my God
thanks for friends
thanks for all
because of you I'm strong to do it....

Kamis, 11 Desember 2008

KEpala Desa Baru....!!!

Aku tak tahu apa yang ingin aku katakan di sini. Karena saat ini bingung, pusing, frustasi, stress, depresi.... huh...!!!
Tapi yang penting, hari Minggu besok tanggal 14 Desember 2008... di desaku tercinta akan diadakan pemilihan kepala desa! Calonnya sich ada 4 orang... 1 pajabat lama, trus yang 3 calon baru... nggak ngaruh juga sich... siapa aja yang jadi kepala desa juga nggak bisa membuatku seneng! soalnya... nggak ada yang bisa menempel di hati! he he he

oh.. ya... secara calonnya kan ada empat orang, sebagai nomor urut kan pastinya diundi, trus yang dapat nomor urut dua namanya "Muhadi", nomor urut 3 "Anang Amrullah" (ini kepala desa lama), and yang keempat "Janji...." nggak tahu terusannya... loh kok cuma 3? iya... soalnya yang nomor urut satu, nggak pernah tahu orangnya gimana! karena selama masa kampanye bebas... foto, atau balihonya nggak pernah kelihatan... yang kelihatan cuma nomor urut 2, 3, dan 4! who and where is number 1? I dun noe!
ehm... jangan-jangan ini bagian dari taktik politik juga ya? soalnya kan membuat orang penasaran... jadi entar waktu pemilihan orang-orang pada penasaran, trus dicoblos deh tuh orang! tapi tak tahu juga... jangan-jangan nggak pasang foto dan baliho di setiap jalan gara-gara nggak punya biaya... he he he....
tapi aku juga nggak tahu mau milih yang mana! entar milihnya sambil merem ajah! soalnya sekarang nggak ada bedanya antara milih lurah, caleg dprd, parpol, gubernur, bupati, sampai presiden... paling-paling setelah terpilih juga seperti biasa... lupa lautan... eh salah ding lupa daratan...!!!!
yah... sebagai generasi muda yang baik, harusnya bisa memilih sesuai hati nurani, tapi gimana bisa milih sesuai dengan hati nurani lha wong calonnya aja nggak punya hati nurani....!!!

tears' lover

kau bilang aku egois!
apa?
tak salah dengarkah aku?
kau hanya membuatku meneteskan air mata
padahal puluhan malamku
kuhabiskan waktu hanya demi kau!
membelalakkan mataku untuk mengeja huruf demi huruf
kata demi kata dan kalimat demi kalimat
hanya untuk menyenangkan hatimu
agar kau tak pernah merugi memilikiku
sedangkan, baru kemarin saja aku menolakmu
tapi entah mengapa kau murka padaku
kau bilang aku egois...!
padahal selama ini
kau tak pernah tahu
betapa sibuknya aku!
namun aku masih menyisihkan sedikit waktuku untukmu
tapi kenapa kau masih menganggapku egois?
tak habis pikir aku dengan jalan pikiranmu!

Kamis, 04 Desember 2008

eng'GAK LEVEL

“Nay, lihat tuh cowok! Mirip banget kan ma Pasha?” tiba-tiba Imey mendongakkan kepala gue yang sejak tadi melototi buku kimia yang penuh dengan reaksi yang bisa bikin pusing kepala, apalagi bab stokiometri, busyet dah kalo gak puyeng emang bener jenius tuh otak!
“What!! Mirip Pasha?!? Kagak salah lo?” gue menjerit sekuat tenaga, gila cowok yang dimaksud si Imey ternyata gak ada apa-apanya ma Pasha, vokalis Ungu yang hampir jadi cowok gue! (He he he coba bisa, pasti gue udah selametan tujuh hari tujuh malam gak berhenti!)
“Ya elo sih Nay, dasar Lines kagak tahu cowok keren!” Imey mendorong gue yang juga berhasil menjatuhkan buku kimia Cambridge yang sedari tadi gue bawa. Hebat juga ya tenaga tuh anak!
“Biarin!! Mending juga lines daripada tahu cowok keren tapi gak bisa miliki dia! Uh dasar!!” ledekku pada Imey yang mungkin udah jatuh cintrong kali ma cowok yang dibilangnya mirip Pasha…k bumi.
“Yeh… cinta kan gak harus memiliki!”
“Gila omongan elo udah kayak tante-tante! Sok romantis!”
Ya hari ini emang gak ada pelajaran, skul gue ada acara ultah gitu! Biasa acara festival band antar kelas. Bosen!!! Tiap tahun selalu aja acara band! Gue pengennya tuh adain kek acara yang mutu dikit. Kayak apa ya…? Tahu deh full music gini otak gue sulit banget buat mikir! Apalagi buat mikir acara apa yang mutu, orang sekarang gue duduk sama siapa aja gue males banget buat mikirnya.
“Eh Nay elo tahu gak tuh cowok keren kelas berapa sih kok imut banget!” tanya Imey yang memecah lamunanku.
“Amit-amit kali! Kayaknya dia anak kelas XI, tapi tahu deh XI berapa?” jawabku cuek banget. Ya iyalah ngapain juga gue peduli ma masalah yang gak penting banget.
“Kok elo tahu gak bilang-bilang sih!”
“…..” dasar cewek!! Orang elonya gak tanya ngapain juga gue ngasih tahu!
“Tumben elo tahu cowok, jangan-jangan elo naksir duluan ya ma dia?” pertanyaan Imey yang jelas-jelas membuat black forest gue yang sedari tadi aman-aman aja di mulut gue sekarang jadi harus keluar dengan cara yang tidak gue inginkan.
“Elo gak mikir ya kita di SMA ini udah satu semester lebih! Ya jelaslah gue tahu dia, jurusan rumahnya aja sama. Tiap hari gue ma dia sering banget ketemu kalo gue lagi berangkat!” jawab gue sambil mengusap dan menelan lagi sisa-sisa Black Forest di bibir gue. Uuuumm lezat banget!!
“Jadi elo sering satu angkot ya ma dia?”
“Gak!! satu atap!! Ya enggak lah!! Dia naik motor gue naik angkot, tapi kan gue tahu kalo ada cowok itu di skul ini!”
Deva ma Rena datang dengan membawa keranjang (kok kayak lagu anak-anak ya?) berisi makanan, Yuhuuuu itu tu yang gue demen, bukannya cowok atau sejenisnya!
“Eh Nay, cerpen elo yang dimuat di majalah sekolah gila bagus banget! Elo dapet inspirasi dari mana sih?” Deva menyanjungku ah… jadi malu nih!
“Ada deh masak harus gue kasih tahu seh?” jawabku yang membuat mereka penasaran. Cerpen itu gue buat dengan penuh perasaan tapi ya gitu deh, perasaan dari hongkong kali ya? Enggak! cerpen itu cuma akal-akalan gue aja! Biar mereka gak nganggap gue lines aja. Maklumlah gak ada cowok yang bisa gue khayalin jadilah cowok yang udah punya cewek, gue buat tokoh dalam cerpen itu dan gue jadi pihak ketiga yang menghancurkan hubungan mereka berdua!!! Jadi kayak skenario sinetron yang gak ada habisnya.
“Eh… Ren tahu gak elo cowok yang pake kaos Black ID itu siapa?” tanya Imey ke Rena sambil menunjuk cowok yang dia maksud.
“Oh…itu dia anak XI IPS I, namanya gue gak tahu!” jawab Rena sekenanya.
Gue gak peduli ma Imey, yang gue pengen pensi ini cepat berakhir! Gila ya sejak jam delapan pagi tadi sampai jam setengah dua siang, ma….sih aja band yang menurut gue gak ada bagus-bagusnya. Mending juga selama berpuluh-puluh jam tadi Ungu yang tampil, pasti deh gue gak bakalan ngeluh malah gue bakal nungguin Pasha ku sampai selesai semuanya.
Aneh!! Semua anak di sini kayaknya seneng banget dengan acara yang kayak gini, sebenernya gue males banget datang tapi sayang banget kan tiket masuk yang udah mahal-mahal gue beli harus pergi begitu saja. Kalau saja tiket itu gak wajib buat dibeli, uangnya kan bisa gue beliin sesuatu yang lebih bermanfaat.
“Nay, elo kok gak ngajak Kang DIRGA mu itu?” Deva tiba-tiba nanya yang gak penting banget.
“Elo ngledek ya? Dasar!!!” jawabku yang tetap menatap buku Cambridge ku. Yeh…mereka juga tahu kalau Kang Dirga sebenernya gak pernah ada. Dia cuma khayalan tingkat tinggi gue aja. Kalo tiba-tiba ada cowok yang keluar dari petir, menopang gue di saat gue pingsan, mengantarkan gue dengan kendaraan awannya yang bebas hambatan! Nah… ya itu baru yang namanya Dirga, lengkapnya Guntur Dirgantara.
* * *
“Hallo Naca nya ada?” tiba-tiba suara Imey keluar dari pesawat telepon unguku di siang buntu gini! Ngapain juga nih cewek gak tahu gue lagi tidur nyenyak apa?
“Ya Mey ada apa elo nelpon gue? Pasti ada maunya?” jawabku dengan suara yang masih satu ton.
“Nay, gue udah tahu nama cowok yang mirip Pasha itu!” Imey ngomong dengan sel api yang berkobar-kobar!
“Oh jadi elo nelpon gue cuma buat itu doank?” gue menjawab dengan sedikit perasaan dongkol yang bisa berubah menjadi tongkol.
“Kok elo jawabnya gitu sih Nay? Gue Cuma mau bilang nama dia itu Thama lengkapnya Thama Maverti!”
“Thama Maverti??? Kok namanya mirip ma anjing piaraan tetangga gue ‘Maverto’ jangan-jangan dia masih satu marga kali ma anjing tetangga gue?” jawabku asal.
“Ih…. Tapi kan beda dia M A V E R T I sedangkan anjing tetangga elo M A V E R T O elo udah agak-agak error ya? Udah gak bisa bedain huruf I dan O?” Imey agak marah dengan ucapanku tadi, biarin aja emang gue pikirin!!!
“Ya beda-beda dikitlah!”
“Tapi Nay, ada satu lagi dia udah punya cewek, ceweknya kelas XI IPA II!” Imey semangatnya udah berubah 270 derajat! Gue pengen ketawa lepas, tapi gue tahan, untung cuma lewat telpon dan gak pake fasilitas 3G kalo gak, pasti dia udah tahu kalo gue nertawain kekonyolan dia selama ini.
“Pasti ceweknya cantik banget ya?” tanya yang menggoda jahat!
“Cantik?? Pala elo!! Gak Level banget tahu gak sih elo? Thama keren banget sedangkan ceweknya? OMG PDA!! (Oh My God Please Deh Ah!) Gak ada pantes-pantesnya deh dia jadi ceweknya Thama.” Imey semangat lagi.
“Tahu deh Mey, besok aja ya elo ceritain Pasha…k bumi elo itu di sekolah, gue udah gak kuat nih ngantuk banget!!” langsung aja gue tutup telpon dari Imey, pasti di seberang sana dia teriak-teriak gak jelas manggil-manggil nama gue! Maklumlah dia akan fans berat gue!

“Nay…tungguin gue!” Imey mengejar-ngejar gue, untung aja gue gak punya obsesi jadi selebritis, kalo iya wah… iklan A-Mild di televisi bisa terjadi di sini!
“Ada apa lagi sih Mey, gak cukup apa kemaren elo telpon gue?”
“Belum! Yang pasti sih gue seneng banget ma Thama, gue bakal berusaha buat ngedapetin dia, meskipun dengan jalan ngrebut dia dari ceweknya itu!” Imey kadang-kadang jahat banget, tapi gue yakin dia gak bakal ngelakuin itu! Bicara aja dia gak berani apalagi mau ngrebut dia dari ceweknya. Bulshit!!
“Nay lihat itu!” Imey menolehkan kepalaku ke arah pukul satu. Dan di situ gue lihat Thama dan seorang cewek, tapi gue gak tahu dia siapa.
“Itu kan Thama? Trus cewek itu siapa?” tanyaku pada Imey yang segera mungkin mengajakku mendekat dan yang pasti gak ketahuan mereka berdua.
“Ssst!! Jangan berisik! Itu Thama dan ceweknya, Ninda!” jawab Imey.
“Udahlah Tham, kita udahan aja, kamu dan aku udah gak ada kecocokan lagi, gue bosen Tham sama kamu terus!” Ninda melontarkan kalimat yang mungkin bisa membuat Imey hidup sembilan!
“Oke kalo itu mau kamu, ya udah kita bubar aja, tapi aku mau kita putus baik-baik!” pinta Thama dan Ninda pun menganggukan kepalanya.
“Yes!! Akhirnya mereka putus juga!” gumam Imey di sampingku, gue cuma bisa tertawa dalam hatiku yang paling dalam. (dimana ya tempat hati yang paling dalam?)
“Mey samperin gih dia, hibur kek, kasih cokelat, uang, ciuman atau apa gitu yang bisa bikin dia tersenyum lagi!” pinta candaku pada Imey, karena gue tahu kalo Imey gak bakalan ngelakuin itu.
“Nay menurut elo gue udah cantik gak hari ini? Gue harus nyamperin dia dengan apa ya? Uang gak pantes ah…entar malah dikira gue cewek apaan, ciuman, ih ogah masak baru kenal kemaren udah ngasih ciuman, cokelat aduh hari ini gue lupa lagi bawa cokelatnya! Jadi apa ya Nay?”
“Udah elo ke sana aja beri dia senyum termanis yang pernah elo punya deh!”
“Ya udah deh gue ke sana! Doain gue dari sini ya!” Imey berjalan menuju Thama si Gak Level alias GL. Itu julukan dia waktu masih jadian sama Ninda. Baru beberapa langkah Imey melangkah dari tempatnya, tiba-tiba………..
“Thama, kamu gak papa kan?”
“Ya udah deh Tham, kamu gak usah sedih gitu kan ada gue…!”
“Udah relain aja dia putus dari kamu, cewek di dunia ini masih banyak Tham!”
“Tham ini ada cokelat dari gue, kata orang cokelat bisa buat pikiran adem lho!”
Empat cewek idola di sekolah rame-rame mendekati Thama, gila gosip Thama putus lebih cepat tersebarnya daripada virus flu burung. Ya ada si Widy dia mantan ketua osis, ada si Sitta dia model yang udah sering banget pergi ke luar negeri hanya untuk pemotretan, ada si Vera cewek tercantik yang menjadi pusat perhatian para kaum adam, dan yang terakhir ada si Netty cewek terkaya yang selalu ke Singapura buat beli peralatan mandinya!
Kasihan si Imey dia menatap empat cewek yang jelas-jelas Gak Level ma dia dengan pandangan kosong berisi udang. Pengen ketawa sih tapi…….



hua ha ha.... cerpen di atas khusus untuk sahabatku... imel... yang di sini berperan sebagai imey... mirip lah....