Kamis, 20 November 2008

SURAT CINTA

aku pernah menulis surat cinta
surat cinta untuk lelaki yang sangat ku harapkan

jangan pikir surat cintaku penuh dengan kata cinta
jangan dibayangkan pula surat cintaku
akan kumasukkan amplop berwarna merah jambu
bergambar hati merah membara
tak perlu juga diangankan
jika surat cintaku berbau harum seharum kasturi
surat cintaku hanya berisikan apa yang aku rasakan
kumasukkan amplop berwarna putih dan kertas yang juga putih
tak ada wangi cendana maupun kasturi
hanya bau usang dari kertas itu sendiri
aku berjanji akan mengirimkannya
ketika aku sudah siap...
tapi sampai saat ini rasa siap itu
tak kunjung menghampiriku
entahlah.....
mungkin sampai kapanpun surat itu takkan pernah sampai
hanya bertengger manis di lipatan buku harianku

warna putihnya pun sekarang telah berubah
ada noda cokelat yang tak tahu dari mana

baunya masih sama...
bahkan lebih usang dari yang dulu

lelaki yang kuharapkan itu
sepertinya juga pernah (akan) mengirim
surat cinta untukku

namun (mungkin) bernasib sama dengan
surat cinta usangku

karena kami sudah terikat
dalam janji yang tak pernah tertulis
jika kita akan menjaga
diam kami sampai nanti...

hingga suatu ketika
lelaki itu membawakanku
setangkai mawar
aku menerimanya dengan GR
berharap jika lelaki itu
akan melanggar janji kami...

tapi TIDAK!!!!

dia hanya memberikannya tanpa kata...
aku pun hanya bisu

tak tahu arti mawar itu...
mungkinkah dia ingin menjadikanku mawar di hatinya?

entahlah...

mawar itu pun membiru...
hingga aku memutuskan untuk
menjadikannya penghuni baru dustbin

jadilah aku hari itu hingga sekarang
menjadi mawar di hatinya
tanpa bunga....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar